Skip to content

Langkah Nyata Divisi Lingkungan untuk Menjaga Desa Lonthoir

Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Email
Telegram

Keberlanjutan lingkungan tidak hanya bergantung pada keindahan alam, tetapi juga pada bagaimana manusia merawatnya. Tanpa pengelolaan yang baik, keseimbangan ekosistem bisa terganggu, seperti yang terjadi di Desa Lonthoir, Banda Besar. Menyadari urgensi masalah ini, Divisi Lingkungan Jalantara hadir dengan serangkaian program pengabdian yang berfokus pada edukasi dan aksi nyata demi menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

Menurut Mega, salah satu warga sekaligus volunteer, masalah lingkungan yang paling menonjol di Lonthoir adalah sampah plastik dan keterbatasan tempat pembuangan akhir (TPA). “Desa Lonthoir tidak memiliki TPA sendiri, sehingga sampah sering menumpuk atau dibuang ke laut,” jelasnya. Hal ini menyebabkan kerusakan ekosistem laut dan pantai. Selain itu, air bersih juga menjadi tantangan besar, karena masyarakat hanya mengandalkan sumur pusaka dan air hujan sebagai sumber utama.

Divisi Lingkungan memulai langkah mereka dengan berbagai program strategis yang tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi juga melibatkan masyarakat secara aktif. Salah satu program utama adalah edukasi pengelolaan sampah dan pembuatan pupuk kompos. Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah, terutama bagi ibu rumah tangga, serta memanfaatkan limbah organik untuk meningkatkan hasil pertanian.

Selain itu, program “Sisir Pesisir” juga menjadi wujud nyata dari upaya Divisi Lingkungan dalam menjaga kebersihan pantai. Dalam kegiatan ini, volunteer bersama masyarakat setempat memungut sampah di sepanjang garis pantai Desa Lonthoir, mulai dari Balai Desa hingga dermaga. Aktivitas ini tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan laut.

Upaya lain yang tak kalah penting adalah program penanaman mangrove. Hingga saat ini, lebih dari 100 bibit mangrove telah ditanam di pesisir Desa Lonthoir. Penanaman ini tidak hanya bertujuan melindungi pantai dari abrasi, tetapi juga memperbaiki kualitas ekosistem pesisir, menciptakan habitat bagi biota laut, dan memitigasi dampak perubahan iklim. “Keterlibatan masyarakat lokal, seperti ketua pemuda desa dan ketua RT, menunjukkan dukungan besar terhadap program ini,” tambah koordinator Divisi Lingkungan. Setiap bibit yang ditanam memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif jangka panjang bagi desa ini.

Masalah sampah plastik yang menjadi perhatian di Lonthoir mencerminkan situasi yang lebih luas di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 68 juta ton sampah setiap tahun, dengan 15% di antaranya berupa sampah plastik. Sebagian besar sampah ini berakhir di laut, menjadikan Indonesia pendonor sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Sampah plastik yang mencemari laut mengancam keanekaragaman hayati dan mengganggu ekosistem pesisir, termasuk di wilayah seperti Lonthoir.

Selain penanganan sampah, mangrove juga memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Berdasarkan data dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), mangrove di Indonesia mencakup sekitar 3,36 juta hektar, menjadikannya ekosistem mangrove terbesar di dunia. Mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon hingga lima kali lebih banyak dibandingkan hutan tropis lainnya. Di Lonthoir, mangrove yang ditanam oleh Divisi Lingkungan menjadi gajak awal untuk melindungi desa dari banjir rob dan abrasi sekaligus memperkuat ekosistem pesisir.

Tidak hanya itu, Divisi Lingkungan juga memasang plang nama-nama tempat di Lonthoir, seperti “Pohon Sejuta Umat,” sebuah ikon desa yang memiliki nilai sejarah dan spiritual. Pemasangan plang ini bahkan menarik perhatian TikToker @adibhabsyu, yang videonya tentang Lonthoir telah ditonton lebih dari 400.000 kali. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa program lingkungan tidak hanya berdampak pada ekosistem, tetapi juga membantu memperkenalkan potensi desa ke khalayak yang lebih luas.

Kegiatan yang dilakukan Divisi Lingkungan telah memberikan hasil nyata. Edukasi yang diberikan berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya menjaga lingkungan. “Pelajar di sini antusias saat mempraktikkan pemungutan sampah dan mulai memahami pentingnya memilah limbah,” ungkap koordinator Divisi Lingkungan. Meski masih ada banyak tantangan, langkah kecil seperti ini menjadi fondasi untuk perubahan besar pada nasib bangsa yang berseri.

Keberhasilan program Divisi Lingkungan di Desa Lonthoir adalah bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari komunitas kecil. Dengan melibatkan masyarakat, memberikan edukasi yang berkelanjutan, dan menginisiasi program-program yang berarti, daerah desa terpencil pun dapat memiliki potensi besar untuk menjadi contoh desa berkelanjutan yang peduli lingkungan. Langkah ini juga menjadi gerak hati bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau organisasi tertentu, tetapi muatan yang harus dipikul bersama untuk masa depan yang berdaya guna.

Artikel Terbaru
Program
NusaXplore #4 Raja Ampat
NusaXplore adalah program pengabdian masyarakat yang digagas oleh Jalantara, bertujuan untuk memberdayakan komunitas lokal melalui kolaborasi langsung di lapangan, sembari mengeksplorasi keindahan alam Indonesia.